Rahmannisa Fadhilah
Pada 29 April 2023, Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) mengadakan Konfrensi Pers Realisasi Triwulan I untuk tahun 2023. Dalam kesempatan ini Menteri Investasi-Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, menyampaikan secara langsung laporan capaian realisasi investasi kuartal pertama di tahun 2023.
Target Investasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (“RPJM”) pada tahun 2023 naik sekitar 20-30% dibandingkan dengan tahun 2022, pada tahun sebelumnya target realisasi sebesar Rp1.207 Triliun dan di tahun 2023 ini menjadi Rp1.400 Triliun.
Realisasi kuartal pertama tahun 2023 sebesar Rp328,9 Triliun, komposisi realisasi ini merupakan hasil investasi yang dikontribusikan dari Penanaman Modal Dalam Negeri (“PMDN”) dan Penanaman Modal Asing (“PMA”). Diketahui sebesar 46,2% atau senilai Rp151,9 Triliun merupakan realisasi dari PMDN dan PMA berkontribusi sekitar 53,8% atau setara dengan Rp177 Triliun pada Triwulan I tahun 2023 ini.
Realisasi investasi di Indonesia dikelompokan menjadi Jawa dan Luar Jawa, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk dilakukannya pemerataan pertumbuhan pembangunan, hal ini juga diterapkan dalam hal perinvestasian Indonesia yang dicerminkan dengan investasi berimbang antara Jawa dan Luar Jawa. Capaian realisasi pada Triwulan pertama didominasi oleh Luar Jawa dengan nilai Rp 172,9 Triliun atau 53,8% dari total realisasi senilai Rp 328,9 Triliun, Di lain sisi, capaian daerah Jawa senilai Rp156 Triliun atau 47,4% dari total realisasi.
Menyelam lebih jauh mengenai realisasi, Bahlil Lahadalia menjabarkan lebih rinci mengenai bidang usaha yang diminati atau prioritas dan kecenderungan pemilihan sektor usaha para Investor per-Triwulan I 2023. Terdapat 5 sektor dengan skala pemilihan tertinggi di antara para Investor yakni:
1. Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya menduduki peringkat pertama dengan total kontribusi ralisasi sebear Rp 46,7 Triliun. Adapun contoh dari bisnis ini adalah smelter.
2. Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi menempati nomor dua dengan kontribusi realisasi senilai Rp 36,1 Triliun.
3. Pertambangan mengikutsertakan kurang lebihnya sekitar Rp 33,5 Triliun sebagai peringkat tiga dari sektor yang diminati per Triwulan I.
4. Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran merealisasikan sekitar Rp 27,9 Triliun.
5. Industri Kimia dan Farmasi sebagai bidang usaha kelima dalam pemilihan prioritas Investor berpartisipasi senilai Rp 22,6 Triliun.
Beliau juga menyampaikan lokasi atau daerah-daerah yang memiliki kontribusi terbesar dari realisasi senilai 328,9 Triliun ini adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Banten. Dipimpin oleh Jawa Barat dengan Rp 50 Triliun, kemudian DKI Jakarta senilai Rp36,5 Triliun, selanjutnya Jawa Timur Rp 30 Triliun, Sulawesi Tengah dengan jumlah Rp 29,8 Triliun, dan Banten melibatkan sekitar RP25,7 Triliun.
Adapun sebaran 5 lokasi diukur dari nilai kontribusi realisasi investasi tertinggi oleh PMA, diantaranya:
1. Sulawesi Tengah Rp 28,8 Triliun.
2. Jawa Barat Rp28,1 Triliun.
3. DKI Jakarta Rp17,5 Triliun.
4. Banten Rp15,8 Triliun.
5. Riau Rp15,1 Triliun.
Bahlil Lahadalia mengatakan Sulawesi Tengah menempati nomor satu dalam kategori lokasi oleh PMA memiliki keterkaitan dengan pembangunan kawasan-kawasan pusat industrialiasi pada komunitas nikel. Kementerian Investasi terus berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kolaborasi serta kerjasama dengan para Investor, upaya tersebut merupakan hal yang krusial sebagai pondasi realisasi investasi yang diharapkan dapat bergerak positif di kuartal-kuartal berikutnya.
Sumber:
YouTube Kementerian Investasi – BKPM, “Konfrensi Pers Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2023”, https://www.youtube.com/watch?v=Ve1keuxUC3U.