Rahmannisa Fadhilah
Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) kembali mengadakan Konferensi Pers Realisasi Investasi untuk tahun 2023. Pada periode Triwulan II tahun 2023 realisasi investasi mencapai Rp349,9 Triliun, besaran nilai ini merupakan kontribusi investasi yang diperoleh dari Penanaman Modal Dalam Negeri (“PMDN”) dan Penanaman Modal Asing (“PMA”). PMA memimpin sokongan investasi sebesar Rp186,3 Triliun dan PMDN senilai Rp163,5 Triliun, total nilai realisasi investasi pada Triwulan II ini mengarah positif sebanyak 15,7% dari periode Triwulan I tahun 2023.
Kewilayahan capaian realisasi dikelompokan menjadi 2 yaitu Jawa dan Luar Jawa, dengan perolehan yang didominasi oleh Luar Jawa senilai Rp182 triliun atau 52% dan Jawa dengan Rp167,8 Triliun atau 48%. Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi-Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, menjelaskan bahwa pencapaian presentase Luar Jawa sebesar 52% merupakan angka yang sangat stabil sejak kuarter ketiga tahun 2020.
Dari total capaian realisasi sebesar Rp349,9 Triliun dengan perolehan Rp186,3 Triliun atau 53,3% dari total nilai merupakan kontribusi PMA, dilihat dari periode sebelumnya PMA juga memiliki kontribusi lebih besar dibandingkan PMDN dengan sumbangan mencapai 53,8% atau setara dengan Rp177 Triliun pada Triwulan I 2023. Diketahui raihan investasi ini ditunjang oleh pemfokusan aktifitas hilirisasi industri, hal ini juga menunjukan adanya kepercayaan investor asing terhadap kebijakan dan pemerintah Indonesia.
Adapun 5 sektor pada Triwulan II ini yang merupakan penyumbang terbesar realisasi investasi, diantaranya:
1. Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi Rp43 Triliun
2. Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya Rp42,4 Triliun
3. Pertambangan Rp37,9 Triliun
4. Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran Rp30,4 Triliun
5. Listrik, Gas, dan Air Rp25,6 Triliun
Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pembangunan gudang untuk menampung produk-produk menjadi faktor dalam sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi sehingga dapat menempati posisi pertama dalam realisasi investasi. Tidak hanya itu, beliau juga menyampaikan dengan adanya fokus hilirisasi industri dapat memajukan ekonomi Indonesia.
Sebaran lokasi dari penyumbang terbesar diduduki oleh:
1. Jawa Barat Rp53,7 Triliun
2. DKI Jakarta Rp43 Triliun
3. Jawa Timur Rp31,1 Triliun
4. Sulawesi Tengah Rp26,6 Triliun
5. Banten Rp24,9 Triliun
Peningkatan realisasi investasi di Luar Jawa mengindikasikan mulai terwujudnya pemerataan dan persebaran investasi berimbang antara Jawa dan Luar Jawa. Tentunya diharapkan bagi daerah-daerah Indonesia lainnya dapat meningkatkan realisasi investasi, Bahlil Lahadalia turut menyampaikan bahwa promosi dan pelayanan yang ditawarkan serta diberikan oleh daerah-daerah Indonesia lainnya sudah sangat bagus namun perlu juga dibarengi dengan pemaksimalan realisasi.
Sumber:
YouTube Kementerian Investasi – BKPM, “Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2023,” https://www.youtube.com/watch?v=5Maxq6z7ttg.